Dexamethasone: Obat Warung? Penangkal Covid-19?
Sedih banget kalau masih banyak orang yang salah paham sama satu berita yang menyebutkan bahwa dexamethsone adalah obat warung. Lho? Kok bisa disebut obat warung?!
Jadi gini ya kawan, statement didalam judul ini yang mengatakan bahwa dexamethasone adalah obat warung itu tidak benar ya. Karena semestinya tidak boleh menerima obat ini tanpa resep dokter. Jadi, dexamethasone tidak dijual bebas. Kesannya kalau ini obat warung, kamu bisa beli obat ini di warung dekat rumah atau supermarket gitu, kaya beli panadol. Padahal tidak seperti itu.
Aku jelasin sedikit ya, singkatnya seperti ini, logo lingkaran hijau itu untuk obat bebas, yaitu obat yang relatif aman, dapat diperoleh tanpa resep dokter, atau istilah lainnya adalah OTC (Over The Counter) Jadi bisa dibeli di apotek tanpa resep dokter atau warung/minimarket dekat rumah kalian. Logo lingkaran biru itu untuk obat bebas terbatas, sama kok, relatif aman juga tapi selama kalian mengikuti aturan pakainya. Jadi obat ini disertai tanda peringatan. Jadi, dexamethasone masuknya ke golongan yang mana bunda?
Hadirin blogku yang budiman, coba kalian perhatikan ya gambar ini!
Yes, you're right! Dexamethasone itu termasuk golongan obat keras. Bisa dilihat di logonya, yaitu lingkaran berwarna merah dengan garis tepi dan huruf K. So, obat ini hanya bisa didapatkan di apotek dengan resep dokter. Jadi bukan obat warung ya! Walaupun harga obat ini memang terjangkau, tapi jangan pakai dexamethasone tanpa dikonsultasikan kepada dokter atau apoteker ya, karena efek sampingnya ini banyak banget kalau pakainya gak secara benar.
DEXAMETHASONE
Menurut Medscape, Dexamethasone itu termasuk obat golongan kortikosteroid yang berguna untuk menekan inflamasi (peradangan) dengan cara menekan perpindahan leukosit polimorfonuklear (PMN), mengurangi permeabilitas kapiler, menghambat prostaglandin dan sitokin, menekan proliferasi limfosit melalui sitolisis langsung, menghambat mitosis, dan mencegah agregat granulosit. Simplenya gini, dexamethasone ini bekerja menekan sistem imun kita (Imunosupresan). Biasanya dokter meresepkan dexamethasone untuk penyakit-penyakit yang disebabkan oleh sistem imun kita sendiri, misalnya kondisi alergi, cerebral edema, multiple sclerosis, artritis, asma dan lain-lain yang tidak bisa aku bahas satu-satu karena nanti kepanjangan.
"Ah tapi aku radang tenggorokan kemaren diresepin dexamethasone ama dokter tuh, ya berarti kalo nanti radang lagi boleh lah beli langsung aja ke apotek!"
Hey, gak gitu ya maemunah! Jangan beli dexamethasone sembarangan yaa, harus ada resep dokter. Kalau tiap radang beli dexa terus, dikhawatirkan nanti banyak efek sampingnya yang terakumulasi dalam waktu yang lama. Soalnya orang mudah sekali terkena radang. Kalau radang, beli aja obat hisap antiseptik seperti Degirol, SP Troches, atau Betadine Lozenges yang relatif lebih aman. Okeh..?
Masa sih seburuk itu efek samping dari penggunaan jangka panjang dari dexamethasone? Separah apa sih?
Kalau penggunaannya sesuai indikasi dan diresepkan oleh dokter, maka akan aman digunakan. Tapi kalo kamu pakai obat ini serabutan, asal pakai, itu yang bahaya. Nih, aku sebutin beberapa efek sampingnya ya!
Efek samping spesifik pada obat steroid kaya dexamethasone, betametasone, methyl prednisolone kalo pakainya nggak sesuai aturan itu terjadi Cushing's Syndrome. Seperti apa sih?
Dari gambar diatas kita bisa lihat seperti apa Cushing's Syndrome. Contohnya seperti moon face dan buffalo hump, keadaan dimana menumpuknya jaringan lemak terutama pada wajah (moon face) dan bahu (buffalo hump)
Moon Face |
Buffalo Hump |
Kalian amati deh pasien-pasien yang punya penyakit autoimun, biasanya kalau lagi rutin konsumsi obat-obatan kortikosteroid rata-rata pipinya gede/chubby. Karena itu efek jangka panjang dari penggunaan obat-obatan tersebut.
Efek sampingnya hanya ini saja? No! Let me mention it one by one.
Pada jantung: Bradikardia, gagal jantung, artimia, serangan jantung, emboli (penumpukan gelembung lemak di pembuluh darah dan akhirnya tersumbat), vaskulitis (penembalan atau penyempitan pembuluh darah yang dapat mengganggu suplai darah ke organ)
Pada kulit: timbul jerawat, dermatitis alergi, kulit bersisik dan kering, poor wound healing (gangguan penyembuhan luka), striae (garis-garis merah atau ungu pada kulit), urtikaria (biduran)
Pada saraf: Kejang, depresi, ketidakstabilan emosi, vertigo, dll.
Masih ada lagi selain yang udah aku sebutin di atas, tapi karena kepanjangan jadi dicukupkan segitu aja ya! Intinya adalah tolong jangan sembarangan menggunakan obat ini ya! Gunakan dexamethasone sesuai dengan resep dokter!
Dexamethasone dan Covid-19
Sekitar 3 bulan yang lalu, keluar berita yang sempat menghebohkan banyak orang bahwa dexamethasone bisa menangkal Covid-19. Aku sendiri sempat mendengar kalau orang-orang sampai berburu dexamethasone dan mereka panick buying dengan beli banyak! Gilaa mau buka apotek lo? Bayangin, geram gak dengernya? Gatel banget mau marahin. Tapi jadi cukup tenang, karena BPOM sudah memantau peredaran dexamethasone supaya tidak disalah gunakan.
Pada awalnya, WHO (World Health Organization) mengeluarkan berita tentang penggunaan dexamethasone dalam perawatan pasien Covid-19. Penelitian dikhususkan untuk pasien yang menggunakan ventilator dan bantuan pernapasan (pasien sakit berat dan kritis). Riset ini dilakukan oleh tim peneliti The Randomised Evaluation of Covid-19 therapy (Recovery) trial on dexamethasone dari Universitas Oxford, Inggris.
Penelitian ini dilakukan pada 2.104 pasien yang diberikan dexamethasone 6 mg/hari secara oral maupun intravena dalam jangka waktu 10 hari kemudian dibandingkan dengan 4.321 pasien yang tidak diberikan obat dexamethasone dengan tingkat kematian dibandingkan setelah 28 hari.
Diantara pasien yang menggunakan ventilator, angka kematian pasien yang diberikan obat adalah 29,3 % dibandingkan dengan 41,4 % yang tidak diberikan obat. Sehingga angka kematian mengalami penurunan 29 % dibawah sepertiga.
Pada pasien yang diberi oksigen (bukan ventilator), manfaat dexamethasone lebih kecil sekitar 23,3 % meninggal dibandingkan 26,2 % yang tidak menggunakan obat.
“This is the first treatment to be shown to reduce mortality in patients with COVID-19 requiring oxygen or ventilator support,” said Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, WHO Director-General.
Perlu digaris bawahi, memang penelitian ini hanya berefek memungkinkan baik kepada critically ill Covid-29 patients. Jadi pasien tanpa gejala malah sebaliknya. Dexamethasone malah meningkatkan resiko kematian. Pada pasien tanpa gejala atau gejala ringan, 17,4 % yang menggunakan obat meninggal dunia dibandingkan dengan 14 % yang tidak menggunakan obat.
Kenapa bisa seperti itu? Karena dexamethasone bekerja menekan respon imun abnormal yang merusak organ tubuh (seperti yang udah aku jelasin sebelumnya) daripada menyerang virus. Jadi dexamethasone tidak boleh cepat-cepat diberikan kepada orang yang terinfeksi Covid-19.
Jadi penekanan penggunaan dexamethasone ini memang untuk pasien Covid-19 yang sakit parah, bukan yang tanpa gejala atau sakit ringan.
Memang belum ada jurnal terbaru terkait penggunaan dexamethasone untuk pasien Covid-19 untuk melihat keabsahan penelitian ini, sehingga dirasa perlu penelitian lebih lanjut.
Jadi, kita semua harus teliti dalam mendengar dan membaca berita mengenai dexamethasone ini atau nanti bersliweran berita yang agaknya perlu dibaca secara detail.
Jaga kesehatan, selalu lakukan protokol kesehatan yaaa teman-teman!💛
Sebagai penutup, aku mau kasih informasi tentang pedoman penggunaan obat:
Five rights of medicine use:
The right patient, the right drug, the right time, the right dose, and the right route
Jadi intinya temen-temen harus mengikuti apa yang disarankan oleh tenaga medis ya, seperti dokter, nurse, apoteker, dsb. Karena mereka sudah pasti tau yang terbaik untuk pasien dengan memberikan obat yang sesuai, dosis yang sesuai, dan rute pemberian obat yang sesuai (oral, iv, im, dsb)
Terima kasih telah berkunjung, hopefully this topic presented very useful to all of you! Apabila ada yang mau disampaikan, silakan tinggalkan kritik dan sarannya!🙂
Source:
https://jitc.biomedcentral.com/articles/10.1186/s40425-018-0371-5
https://reference.medscape.com/drug/decadron-dexamethasone-intensol-dexamethasone-342741#10
Comments
Post a Comment